KATA
PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan atas
kehadirat Tuhan Yang Maha Esa , karena dengan rahmat dan karunia-Nya saya masih
diberi kesempatan untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Ilmu Nutrisi
Ruminansia.
Adapun makalah yang sederhana ini
membahas tentang “Peranan Zat Makanan”
makalah ini saya susun agar pembaca khususnya mahasiswa peternakan dapat
memperluas ilmu tentang pakan ternak dan zat-zat makanan ternak,yang kami
sajikan dengan berdasarkan pengamatan
dari berbagai sumber, walau sedikit ada rintangan namun dengan penuh
kesabaran dan pertolongan dari Tuhan akhirnya Makalah ini dapat terselesaikan.
Tidak lupa juga Saya capkan terima kasih yang tulus kepada
bpk MUSLIM,S.Pt.MP selaku dosen pembimbing mata kuliah Ilmu Nutrisi Ruminansia yang
telah membimbing kami agar dapat mengerti tentang bagaimana cara menyusun
makalah Ini.
Semoga makalah kami dapat bermanfaat bagi para mahasiswa, pelajar, Khususnya pada diri saya sendiri dan semua yang membaca makalah kami ini, Dan Mudah mudahan Juga dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca .
Demi perbaikan makalah ini, kritik
dan saran yang membangun dari pembaca sangat kami harapkan.
Teluk
Kuantan, April 2012
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................1
DAFTAR ISI...............................................................................................................2
BAB I Pendahuluan....................................................................................................3
1.1
Latar Belakang Masalah..........................................................................................3
1.2
Rumusan Masalah....................................................................................................4
1.3
Tujuan Penulisan.......................................................................................................4
1.4
Metode Penulisan.....................................................................................................4
BAB
II
Pembahasan......................................................................................................5
2.1
macam-macam zat makanan....................................................................................5
2.1.1
Energi....................................................................................................5
2.1.2
Protein..................................................................................................6
2.1.3
Mineral..................................................................................................7
2.1.4
Vitamin..................................................................................................7
2.1.5
Air.........................................................................................................8
2.2
Kebutuhan
Efisiensi...............................................................................................9
2.3 Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Zat Makanan..................................10
BAB
III
Penutup........................................................................................................15
3.1
Kesimpulan.........................................................................................................15
3.2
Kritik Dan
Saran..................................................................................................15
DAFTAR
PUSTAKA.................................................................................................16
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Manusia telah mulai bertani dan
beternak semenjak mereka mulai menetap.Dengan berjalannya waktu yang ribuan tahun,telah
dicapai perkembangan dan perbaikan serta peningkatan hasil-hasil tanaman dan
ternak sehubungan dengan bertambahnya pengalaman manusia di bidang ini.penelitian-penelitian
yang dirancang guna peningkatan di bidang produksi pertanian yang didasarkan
kepada ilmu pengetahuan yang telah berkembang semenjak abad ke 19.
Pada sektor produksi ternak masalah
breeding,feeding,dan manajemen secara umum telah menunjang suatu proses
produksi yang ekonomis efektif untuk bahan-bahan makanan yang berasal dari hewan.
Hewan-hewan ruminansia telah
berhubungan erat dengan manusia sejak periode awal perkembangan manusia.manusia
yang saat ini hidup dalam era dimana perkembangan ilmu pengetahuan dibidang
teknologi saling berpacu.lewat penggunaan metode exsperimen yang modern dalam
penelitian makanan ternak,telah manuntun para ahli kearah
pengetahuan-pengetahuan baru yang merumuskan makanan ternak yang bagaimana yang
tepat diberikan kepada ternak,khususnya ternak ruminansia.tetapi sering para
ahli dihadapkan pada kesulitan,dimana persesuaian antara teori dan praktek
masih saja merupakan tanda tanya.
Sehubungan dengan masalah diatas maka
bidang-bidang berikut ini perlu diperhatikan:
1.berbagai
aspek dari dasar-dasar nutrisi pada usaha peternakan dan makanan yang tepat
untuk hewan ternak,sehingga terjamin perkembangan fisiologis dan produksinya.
2.penanganan
masalah kesehatan dan produktifitas ternak.
3.hasil
dari ternak untuk konsumsi manusia yang sebagai konsumen dengan meningkatnya kesadaran mereka akan
kualitas maknan,harus pula diimbangi secara bijak sana.
Kombinasi antara pengetahuan tentang
bahan makanan ternak dan ilmu makanan ternak saat ini menawarkan kepada
peternak,suatu kemungkinan pemenuhan kebutuhan ternakyang lebih pasti lewat
makanan,tanpa pemborosan atau beban yang dapat merusak metabolisme hewan
tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah,
masalah – masalah yang muncul adalah sebagai berikut :
Induk ternak, baik induk dalam keadaan bunting atau
sedang menyusui / laktasi memerlukan nutrien makanan yang baik dan seimbang
dengan kebutuhannya. Defisiensi nutrien pakan pada induk bunting menyebabkan
embrio yang sedang tumbuh dan berkembang bisa merusak kondisi induknya, dan
menyebabkan terjadinya kematian fetus di dalam uterus atau terjadinya kelahiran
anak yang lemah dan cacat. Sedangkan bila defisiensi pakan terjadi pada induk
yang sedang menyusui / laktasi menyebabkan produksi
.
1.3 Tujuan Penulisan
Penulisan Makalah
ini bertujuan:
·
Mengetahui kebutuhan nutrien / zat gizi pada ternak fase induk bunting
maupun induk menyusui / laktasi
·
Mengetahui pengaruh defisiensi nutrien / zat gizi pada kondisi tubuh induk
1.4 Metode
Penulisan
Adapun metode penulisan makalah ini dari berbagai sumber buku-buku
Peternakan dan internet yang berhubungan
dengan topik Makalah.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 macam-macam zat makanan
2.1.1
Energi
Nutrisi yang paling terbatas bagi ternak ruminansia
adalah energi. Sumber energi untuk ternak ruminansia dapat berasal dari
karbohidrat, lemak, dan protein.
a.
Karbohidrat
Sumber utama energi untuk ternak ruminansia adalah
karbohidrat yang berasal dari komponen serat kasar dalam pakan. Komponen
tersebut adalah selulosa dan hemiselulosa serat zat pati yang terdapat pada
hijauan pakan.
b.
Lemak
Lemak dalam pakan dapat digunakan sebagai sumber energi.
Jumlah lemak dalam bahan pakan ternak ruminansia umumnya tidak banyak.
c.
Protein
Protein dapat pula digunakan sebagai energi, tetapi
penggunaan protein sebagai energi nilai efisiensinya rendah. Disamping itu,
harga pakan yang mengandung protein umumnya mahal.
Sebagai sumber energi terbesar untuk ternak ruminansia
adalah hijauan dan biji-bijian serta hasil ikutannya. Biji-bijian dan hasil
ikutannya dapat meningkatkan kebutuhan energi dalam ransum untuk waktu
tertentu.
2.1.2 Protein
Molekul protein mengandung N, sulfur, dan fosfor yang
berguna untuk pembentukan jaringan tubuh baru, pertumbuhan, dan merupakan
sumber energi. Protein lebih banyak dibutuhkan oleh ternak ruminansia yang
sedang tumbuh. Protein juga untuk menggantikan jaringan tubuh yang sudah rusak
pada ternak dewasa atau tua.
Ternak ruminansia dapat memanfaatkan senyawa nitrogen
bukan protein sebagai sumber protein karena bantuan mikroorganisme dalam rumen
dan retikulum. Mikroorganisme tersebut dapat mengubah nitrogen bukan protein
menjadi protein mikroba. Jumlah pemberian nitrogen bukan protein ini, misalnya
urea tidak boleh lebih dari 3 % dari seluruh bahan kering yang dikonsumsi.
Bahan pakan yang memiliki kadar protein bermutu tinggi
adalah bahan pakan yang kandungan proteinnya mendekati susunan protein tubuh,
seperti tepung ikan dan tepung darah. Akan tetapi, ternak ruminansia tidak
memerlukan protein yang bermutu tinggi seperti pada ternak ayam dan babi.
Alasannya, ternak ruminansia di dalam rumennya akan terjadi proses pencernaan
mikrobial, mikroba mati dapat dimanfaatkan sebagai sumber protein. Ternak
ruminansia yang mengalami kekurangan hijauan, khususnya jenis leguminosa, dapat
diberi pakan tambahan berupa pakan penguat yang banyak mengandung protein.
Pakan penguat ini untuk mengatasi kekurangan zat-zat yang terdapat dalam
hijauan tersebut. Sebaliknya, jika di dalam ransum terlalu banyak kandungan
protein yang tidak terpakai akan dibuang keluar bersama feces dan urine.
Bahan pakan sebagai sumber protein:
a. pakan penguat: tepung ikan, bungkil kedelai, bungkil
kelapa, dan bungkil kacang tanah.
b. hijauan: semua jenis leguminosa seperti daun turi,
lamtoro, kaliandra, dan glyricidia.
2.1.3 Mineral
Tubuh memerlukan mineral yang digunakan untuk membentuk
tulang (kerangka), gigi, darah, jaringan tubuh, dan untuk berproduksi. Mineral
juga merupakan komponen enzim yang berfungsi penting dalam proses metabolisme.
Untuk pemeliharaan kesehatan tubuh dan keperluan berproduksi diperlukan mineral
dalam jumlah yang sedikit. Walaupun jumlah mineral yang dibutuhkan tubuh hanya
sedikit, tetapi zat ini mutlak dibutuhkan.
Unsur mineral yang dibutuhkan ternak dapat digolongkan
menjadi dua kelompok, yaitu:
1. mineral makro, seperti Ca, P, Mg, K, NaCl
2. mineral mikro, seperti Fe, Cu, Mo, Zn, Co
Mineral mikro dibutuhkan dalam jumlah yang lebih kecil
daripada mineral makro. Untuk domba yang sedang tumbuh dan untuk pembaharuan
sel-sel yang berlangsung terus-menerus, serta untuk keperluan berproduksi,
dibutuhkan Ca, P, NaCl, Fe, K, dan I. Ternak domba yang ransumnya kurang
mineral, biasanya akan sering terlihat menjilat-jilat tanah (batu merah),
dinding, atau kayu.
Bahan pakan sumber mineral umumnya terdapat pada pakan
berbutir dan hasil ikutannya serta hijauan. Pakan berbutir kaya akan unsur P,
sedangkan hijauan kaya Ca, tetapi unsur P-nya kurang, kecuali hijauan jenis
leguminosa. Tepung tulang kaya akan Ca dan P, sedangkan kapur (giling)
merupakan sumber Ca yang paling bagus dan harganya pun murah.
2.1.4 Vitamin
Vitamin memegang peranan yang sangat penting bagi
kesehatan tubuh ternak. Karena vitamin mempunyai fungsi penting dalam pengaturan
proses metabolisne zat-zat pakan. Vitamin yang dibutuhkan ternak biasanya
tersedia cukup dalam campuran bahan pakan. Vitamin yang dibutuhkan oleh ternak
ruminansia dapat digolongkan menjadi dua, yaitu vitamin yang larut dalam lemak
(A, D, E, dan K) dan vitamin yang larut dalam air (B dan C). Kecuali vitamin A,
D, dan E, vitamin-vitamin lainnya dapat dibentuk di dalam tubuh ternak oleh
mikroorganisme yang ada di dalam rumen dan retikulum.
a.
Vitamin A
Vitamin A mempunyai banyak kegunaan, di antaranya adalah
sebagai berikut:
1. Untuk menguatkan jaringan-jaringan epitel. Jaringan ini
terdapat pada alat pencernaan, saluran pernapasan, kulit panca indera, dan alat
reproduksi
2. Untuk keperluan pertumbuhan dan berproduksi
3. Untuk pertambahn berat badan
Vitamin A dibentuk dari provitamin A (karoten). Warna
kuning pada umbi-umbian dan butir-butir hijauan sebagai provitamin A, oleh
dinding usus halus diubah menjadi vitamin A. Karoten menjadi hancur jika
hijauan tersebut dikeringkan. Oleh karena itu, kekurangan vitamin A pada ternak
ruminansia umumnya terjadi pada musim kemarau panjang atau ternak itu diberi
hijauan yang telah tua atau hanya jerami dalam waktu yang cukup lama.
Sebaliknya, pada kondisi iklim yang baik akan menjamin pertumbuhan hijauan yang
subur sehingga dapat terjadi kelebihan vitamin A. Kelebihan vitamin A akan
disimpan di dalam hati.
Pada umumnya, hijauan segar banyak mengandung karoten. Demikian pula hijauan di lapangan penggembalaan dan
silase. Sebaliknya, kandungan karoten akan merosot bila hijauan segar disimpan
terlalu lama. Kekurangan vitamin A yang diderita dimba dapat mengakibatkan
menurunnya kesuburan, keguguran, mandul, atau fertilitas rendah bagi ternak
jantan.
Apabila sebgian besar daun pada hijauan masih berwarna
hijau, berarti provitamin A masih tetap bertahan. Hijauan yang dipanen pada
saat masih muda, provitamin A lebih tinggi dibandingkan dengan hijauan tua.
b.
Vitamin B
Vitamin B meliputi vitamin B1, B2, B6, dan B12. Vitamin
ini sepenuhnya dapat dibentuk di dalam tubuh hewan ruminansia. Oleh karena itu,
kemungkinan terjadinya defisiensi vitamin B pada domba yang berumur lebih dari
satu tahun sangat kecil, kecuali jika ternak tersebut kekurangan pakan. Karena
di dalam rumen ternak ruminansia, bakteri yang ada di dalam rumen tersebut
mampu membentuk vitamin B kompleks. Bagi induk yang sedang menyusui, air
susunya juga banyak mengandung vitamin B kompleks yang sangat penting bagi
kesehatan anak.Semua hijauan merupakan sumber vitamin B kompleks yang baik,
kecuali vitamin B2.
c.
Vitamin D
Vitamin D berguna dalam proses metabolisme dan mengatur
keseimbangan penggunaan unsur Ca dan P di dalam tubuh, utamanya untuk
pembentukan tulang. Vitamin D dalam tubuh dibentuk dengan bantuan sinar
matahari karena di bawah kulit terdapat provitamin D yang apabila terkena sinar
matahari akan terbentuk vitamin D.
Di daerah tropis, kemungkinan domba mengalami defisiensi
sangat kecil, asalkan setiap hari memperoleh sinar matahari pagi selama 1-2 jam
(antara 07.00 – 09.00)
2.1.5 Air
Air merupakan salah satu unsur di dalam tubuh ternak yang
sifatnya sangat vital bagi setiap sel tubuh yang hidup. Karena air berfungsi untuk mengatur
temperatur tubuh, membantu proses pencernaan, mengisap zat makanan melalui
dinding usus, mengangkut zat makanan ke seluruh jaringan tubuh, serta mmbuang
zat racun sebagai sisa metabolisme melalui pori-pori kulit, urine, dan
pernapasan.
2.2 Kebutuhan Efisiensi
Pemeliharaan sapi dengan sistem feedlot akan menghasilkan pertambahan
bobot badan yang tinggi dalam waktu yang lebih cepat dan mempunyai efisiensi
pakan yang lebih balk. Pemanfaatan ampas bir, yang masih inengandung protein
tinggi, diharapkan akan dapat menggantikan peran konsentrat dalam pakan temak
mminansia. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji efisiensi pakan sapi yang
dipelihara. Dengan sistem feedlot dengan pemberian pakan konsentrat yang
ditambah ampas bir. Penelitian dilaksanakan di laboratorium Ilmu Temak Potong
dan Kerja, Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro. Materi yang digunakan
berupa 8 ekor sapi Peranakan Ongole jantan, umur ± 2 tahun dan bobot badan
200,88 + 20,60 kg (CV: 10,25%). Bahan pakan yang diberikan berupa pakan kasar
(rumput raja) sebanyak 30% dart kebutuhannya dan konsentrat sebanyak 70% dart
total kebutuhan. Konsentrat yang diberikan herupa konsentrat pabrik dan ampas
bir. Pakan diberikan sebanyak 2,5% dart bobot hadan. Perlakuan pakan yang
diterapkan adalah To = pakan kasar (30%) + konsentrat pabrik (70%) pakan kasar
(30%) + konsentrat pabrik (50%) + ampas bir (20%) Penclitian in dimulai dengan
fase pendahuluan selama I minggu dan dilanjutkan fireman lase perlakuan selatna
3 butaly Konsentrat diberikan 3 kali sehari sebelum pemberian hijauan. Air
rninurn diberikan secara ad libitum.
Parameter yang diamati dalam penelitian ini
adalah konsumsi bahan kering pakan dan rata-rata pertambahan bobot badan yang
dihasilkan. Berdasarkan data tersebut, maka dapat dihitung efisiensi pakannya.
Basil penelitian menunjukkan bahwa konsumsi BK hijauan relatif sama untuk scmua
sapi (rata-rata konsumsi BK hijauan sapi To- 3,00 kg dan sapi Tr= 3,15 kg).
Rata¬rata konsumsi BK konsentrat untuk sapi Ta- 2,84 kg lebih rendah
(P<0,05) bila dibandingkan dengan sapi Ti= 3,77 kg Hal inilah yang
menyebabkan konsumsi BK total sapi To (5,84 kg) berbeda nyata (P<0,05) bila
dibandingkan dengan sapi Ti (6,91 kg).
Apabila
total konsumsi bahan kering diperhitungkan berdasarkan bobot badannya, maka
sapi To rata-rata mengkonsumsi khan kering 2,75% dari bobot badannya, sedangkan
sapi sebesar 2,94% dart bobot badannya. Rata-rata pertambahan bobot badan
harian sapi T1 (0,72 kg) lebih besar (p<0,01) bila dibandingkan dengan To
(0,37 kg). Rata-rata efisiensi pakan sapi T, (10,52%) lebih tinggi (P<0,01)
bib dibandingkan dengan sapi To (6,39%). Berdasarkan basil penelitian dapat
disimpulkan bahwa sapi yang dipelihara dengan pakan konsentrat yang ditamban
ampas bir mempunyai produktivitas yang lebih bait Sapi tersebut mempunyai
pertambahan bobot badan serta efisiensi pakan yang lebih tinggi.
2.3 Faktor Faktor Yang
Mempengaruhi Zat Makanan Pada Ternak Ruminansia
Secara
garis besar pada ternak ruminansia ada 2 alasan yang menjadi dasar untuk
mengelompok faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi (intake)makanan.
1.atas
dasar kapasitas daya tampung(volume) saluran pencernaan
2.intensitas
perubahan secara kimia yang terjadi di dlm organ2 hewan.
Ransum
dengan daya cerna rendah menyebabkan suatu pengaruh yang berbentuk pengaturan
yang Preabsorptiv (secara fisik) pada ransum dengan daya cerna tinggi,yg
berperan dlm reaksi pencernaan adalah faktor2 Postabsorptifyg fisiologis
metabolic.
2.3.1 Faktor Faktor
Jangka Panjang Yg Mempengaruhi Konsumsi Makanan Pd Ternak Ruminansia
Pada ternak
ruminansia,derajat perlemakan tubuh ternyata mempengaruhi jumlah konsumsi
makanan,yang mana bila hewan makin gemuk konsumsi makanannya makin
berkurang.masih belum dapat dipastikan mekanisme apa yang menyebabkan hal yang
demikian.
Pengaruh
lapar fisiologis yang misalnya sebangai akibat dari produksi susu yang tinggi
terhadap konsumsi makanan diperoleh imformasi yang berbeda-beda.
Pada induk
domba yang sedang laktasi dengan dua anak ternyata konsumsi makanannya 10%
lebih banyak dari pada induk domba yang beranak satu.
2.3.2 Faktor-Faktor
Jangkah Pendek Yang Mempengaruhi Konsumsi Pada Ternak Ruminansia
Pengaturan
preabsorptif yang secara fisik pada ternak ruminansia mempunyai arti
tersendiri.makanan hijauan yang pada umumnya mengandung energi rendah,bila
harus dikonsumsi dalam jumlah yang dapat menjamin terpenuhnya kebutuhan hewan
akan zat-zat makanan ternyata akan menimbulkan kesulitan,karna kapasitas daya
tampung atau volume dari lambung tidak memadai untuk jumlah makanan yang
demikian.berkemukingkinan besar tercapainya pemenuhan lambung secara fisiologis
ada hubungannya dengan reseptor yang mengatur peregangan
Yang
terdapat dalam dinding lambung.hewan bertubuh
besar mengkomsumsi makanan lebih banyak,karena antara ukuran tubuh
sekalian juga berat tubuh dan velume rumen mempunyai suatu hubungan yang sangat
erat.pada sapi perah di dapat kan bahwa konsumsi bahan kering untuk setiap 100
kg berat badan berkisar antara 0,5-2,0 kg.
Sekalipun seekor ruminansia telah
mencapai kedewasaannya,ukuran volume lambung tidak terjamin kestabilannya.pada
saat bunting tua,daerah atau ruang abdomennya mengalami penyempitan sebagai
akibat dari perkembangan kebuntingan tersebut.setelah melahirkan (sapi dan
domba) saluran pencernaan ini perlahan –lahan melebarkan diri.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pakan yang diberikan bagi ternak harus mengandung nutrien yang lengkap sesuai
dengan kebutuhannya, baik untuk kebutuhan hidup pokok, produksi, dan untuk
cadangan bagi tubuh induk. Kebutuhan nutien tersebut harus terpenuhi agar tidak
terjadi gangguan fungsi organ pada ternak . Kebutuhan akan nutrien pakan
utamanya diperoleh dari hijauan, baik berupa rumput, maupun legum, kekurangan
zat gizi dari pemberian hijauan dapat dipenuhi melalui pemberian konsentrat.
Nutrien pakan yang diberikan bagi ternak tidak hanya dimanfaatkan oleh tubuhnya saja,
tetapi juga oleh fetus (induk bunting). Selain itu, ternak yang sedang menyusui
juga memanfaatkan nutrien pakan untuk produksi susu yang penting untuk tumbuh
kembang anak. Oleh karena itu, kebutuhan nutrien pakan tidak saja mempengaruhi
kondisi tubuh induk, juga mempengaruhi kondisi anak, baik sebelum maupun
setelah dilahirkan.
3.2 Kritik dan
Saran
Makalah
ini masih jauh dari sempurna oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini,
semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
DAFTAR PUSTAKA
Arora, S. P. 1995. Pencernaan Mikroba pada
Ruminansia. UGM Press. Yogyakarta.
Kearl,
L. C. 1982. Nutrient Requirements of Ruminants in Developing Countries.
Materi Kuliah Produksi Ternak Potong dan Kerbau.
Oleh: Sauland Sinaga.
Materi Kuliah Produksi Ternak Perah. Oleh: Enni
Sukraeni dan Hermawan.
Sudarmo, S dan Sugeng, Bambang. 2008. Beternak Domba. Penebar Swadaya. Jakarta.
Suryahadi, dkk. 1997. Manajemen Pakan Sapi Perah.
IPB. Bogor.
Tillman,
Allen D, dkk. 1998. Ilmu Makanan Ternak Dasar. UGM Press. Yogyakarta.
Pengakuan tulus dari: FATIMAH TKI, kerja di Singapura
BalasHapusSaya mau mengucapkan terimakasih yg tidak terhingga
Serta penghargaan & rasa kagum yg setinggi-tingginya
kepada KY FATULLOH saya sudah kerja sebagai TKI
selama 5 tahun Disingapura dengan gaji Rp 3.5jt/bln
Tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari
Apalagi setiap bulan Harus mengirimi Ortu di indon
Saya mengetahui situs KY FATULLOH sebenarnya sdh lama
dan jg nama besar Beliau
tapi saya termasuk orang yg tidak terlalu yakin
dengan hal gaib. Karna terdesak masalah ekonomi
apalagi di negri orang akhirnya saya coba tlp beliau
Saya bilang saya terlantar disingapur
tidak ada ongkos pulang.
dan KY FATULLOH menjelaskan persaratanya.
setelah saya kirim biaya ritualnya.
beliau menyuruh saya untuk menunggu
sekitar 3jam. dan pas waktu yg di janjikan beliau menghubungi
dan memberikan no.togel "8924"mulanya saya ragu2
apa mungkin angka ini akan jp. tapi hanya inilah jlnnya.
dengan penuh pengharapan saya BET 200 lembar
gaji bulan ini. dan saya benar2 tidak percaya & hampir pingsan
angka yg diberikan 8924 ternyata benar2 Jackpot….!!!
dapat BLT 500jt, sekali lagi terima kasih banyak KY
sudah kapok kerja jadi TKI, rencana minggu depan mau pulang
Buat KY,saya tidak akan lupa bantuan & budi baik KY.
Demikian kisah nyata dari saya tanpa rekayasa.
Buat Saudaraku yg mau mendapat modal dengan cepat
~~~Hub;~~~
Call: 0823 5329 5783
WhatsApp: +6282353295783
Yang Punya Room Trimakasih
----------