PENYAKIT-PENYAKIT
REPRODUKSI
1. Penyakit Brucellosis (Keluron
Menular)
Brucellosis adalah penyakit ternak
menular yang secara primer menyerang sapi, kambing, babi dan sekunder berbagai
jenis ternak lainnya serta manusia. Pada sapi penyakit ini dikenal sebagai
penyakit Kluron atau pemyakit Bang.
Sedangkan pada manusia menyebabkan demam yang bersifat undulans dan disevut
Demam Malta. Jasad renik penyebab รจ Micrococcus melitensis yang selanjutnya
disebut pula Brucella melitensis.
Bakteri Brucella untuk pertama kalinya ditemukan oleh Bruce (1887) pada manusia dan dikenal sebagai Micrococcus miletensi. Kemudian Bang dan Stribolt (1897) mengisolasi jasad renik yang serupa dari sapi yang menderita kluron menular. Jasad renik tersebut diberi nama Bacillus abortus bovis. Bakteri Brucella bersifat gram negatif, berbentuk batang halus, mempunyai ukuran 0,2 - 0,5 mikron dan lebar 0,4 - 0,8 mikron, tidak bergerak, tidak berspora dan aerobik. Brucella merupakan parasit intraseluler dan dapat diwarnai dengan metode Stamp atau Koster. Brucellosis yang menimbulkan masalah pada ternak terutama disebabkan oleh 3 spesies, yaitu Brucella melitensis, yang menyerang pada kambing, Brucella abortus, yang menyerang pada sapi dan Brucella suis, yang menyerang pada babi dan sapi.
Brucella memiliki 2 macam antigen, antigen M dan antigen a. Brucella melitensis memiliki lebih banyak antigen M dibandingkan antigen A, sedangkan Brucella abortus dan Brucella suis sebaliknya. Daya pengebalan akibat infeksi Brucella adalah rendah karena antibodi tidak begitu berperan.
Bakteri Brucella untuk pertama kalinya ditemukan oleh Bruce (1887) pada manusia dan dikenal sebagai Micrococcus miletensi. Kemudian Bang dan Stribolt (1897) mengisolasi jasad renik yang serupa dari sapi yang menderita kluron menular. Jasad renik tersebut diberi nama Bacillus abortus bovis. Bakteri Brucella bersifat gram negatif, berbentuk batang halus, mempunyai ukuran 0,2 - 0,5 mikron dan lebar 0,4 - 0,8 mikron, tidak bergerak, tidak berspora dan aerobik. Brucella merupakan parasit intraseluler dan dapat diwarnai dengan metode Stamp atau Koster. Brucellosis yang menimbulkan masalah pada ternak terutama disebabkan oleh 3 spesies, yaitu Brucella melitensis, yang menyerang pada kambing, Brucella abortus, yang menyerang pada sapi dan Brucella suis, yang menyerang pada babi dan sapi.
Brucella memiliki 2 macam antigen, antigen M dan antigen a. Brucella melitensis memiliki lebih banyak antigen M dibandingkan antigen A, sedangkan Brucella abortus dan Brucella suis sebaliknya. Daya pengebalan akibat infeksi Brucella adalah rendah karena antibodi tidak begitu berperan.
Kerugian ekonomi yang diakubatkan
oleh brucellosis sangat besar, walaupun mortalitasnya kecil. Pada ternak
kerugian dapat berupa:
- kluron, anak ternak yang dilahirkan lemah, kemudian mati, terjadi gangguan alat-alat reproduksi yang mengakibatkan kemajiran temporee atau permanen.
- Kerugian pada sapi perah berupa turunnya produksi air susu.
Brucellosis merupakan penyakit beresiko sangat tinggi, oleh
karena itu alat-alat yang telah tercemar bakteri brucella sebaiknya tak
bersentuhan langsung dengan manusia. Sebab penyakit ini dapat menular dari
ternak ke manusia dan sulit diobati, sehingga brucellosis merupakan zoonosis
yang penting. Tetapi manusia dapat mengkonsumsi
daging dari ternak-ternak yang tertular sebab tidak berbahaya apabila
tindakan sanitasi minimum dipatuhi dan dagingnya dimasak. Demikian pula dengan air susu dapat pula dikonsumsi tetapi
harus dimasak atau dipasteurisasi terlebih dahulu.
Pada
kambing brucellosis hanya memperlihatkan gejala yang samar-samar.
Kambing kadang-kadang mengalami keguguran
dalam 4 - 6 minggu terakhir dari kebuntingan. Kambing jantan dapat
memperlihatkan kebengkakan pada persendian atau testes.
Pada sapi gejala penyakit brucellosis yang
dapat diamati adalah keguguran, biasanya terjadi pada kebuntingan 5 - 8 bulan, kadang diikuti dengan kemajiran, Cairan
janin berwarna keruh pada waktu terjadi keguguran, kelenjar air susu tidak
menunjukkan gejala-gejala klinik, walaupun di dalam air susu terdapat bakteri
Brucella, tetapi hal ini merupakan sumber penularan terhadap manusia. Pada
ternak jantan terjadi kebengkakan pada testes dan persendian lutut.
Selain gejala utama berupa abortus
dengan atau tanpa retensio secundinae (tertahannya plasenta), pada sapi betina
dapat mempperlihatkan gejala umum
berupa lesu, napsu makan menurun dan kurus. Disamping itu terdapat pengeluaran
cairan bernanah dari vagina.
Pada sapi perah, brucellosis dapat menyebabkan penurunan produksi susu. Seekor sapi betina setelah keguguran tersebut masih mungkin bunting kembali, tetapi Tingkat kelahirannya akan rendah dan tidak teratur. Kadang-kadang fetus yang dikandung dapat mencapai tingkatan atau bentuk yang sempurna tetapi pedet tersebut biasanya labir mati dan plasentanya tetap tertahan (tidak keluar) serta disertai keadaan metritis (peradangan uterus). Brucellosis penyakit dapat menulari semua betina yang telah dewasa kelamin dan dapat menyebabkan abortus.
Pada sapi perah, brucellosis dapat menyebabkan penurunan produksi susu. Seekor sapi betina setelah keguguran tersebut masih mungkin bunting kembali, tetapi Tingkat kelahirannya akan rendah dan tidak teratur. Kadang-kadang fetus yang dikandung dapat mencapai tingkatan atau bentuk yang sempurna tetapi pedet tersebut biasanya labir mati dan plasentanya tetap tertahan (tidak keluar) serta disertai keadaan metritis (peradangan uterus). Brucellosis penyakit dapat menulari semua betina yang telah dewasa kelamin dan dapat menyebabkan abortus.
Pada sapi betina bakteri Bang
terdapat pada uterus, terutama pada endometrium dan padaruang diantara
kotiledon. Pada plasenta, bakteri dapat ditemukan pada vili, ruang diantara
vili dan membran plasenta yang memperlihatkan warna gelap atau merah tua. Pada
fetus, bakteri Brucella dapat ditemukan dalam paru-paru dan dalam cairan
lambung. Pada pejantan bakteri brucella dapat ditemukan dalam epydidymis, vas
deferens dan dalam kelenjar vesicularis, prostata dan bulbourethralis. pada
infeksi berat bakteri dapat berkembang dalam testes, khususnya dalam tubuli
seminiferi.
Perubahan pasca mati yang terlihat
adalah penebalan pada plasenta dengan bercak-bercak pada permukaan lapisan
chorion. cairan janin terlihat keruh berwarna kuning coklat dan kadang-kadang
bercampur nanah. Pada ternak jantan ditemukan proses pernanahan pada
testikelnya yang dapat diikuti dengan nekrose.
Usaha-usaha pencegahan terutama
ditujukan kepada vaksinasi dan tindakan sanitasi dan tata laksana. Tindakan
sanitasi yang bisa dilakukan yaitu
- sisa-sisa abortusan yang bersifat infeksius dihapushamakan. Fetus dan plasenta harus dibakar dan vagina apabila mengeluarkan cairan harus diirigasi selama 1 minggu
- bahanbahan yang biasa dipakai didesinfeksi dengan desinfektan, yaitu : phenol, kresol,
- amonium kwarterner, biocid dan lisol
- hindarkan perkawinan antara pejantan dengan betina yang mengalami kluron. Apabila seekor ternak pejantan mengawini ternak betina tersebut, maka penis dan preputium dicuci dengan cairan pencuci hama
- anak-anak ternak yang lahir dari induk yang menderita brucellosis sebaiknya diberi susu dari ternak lain yang bebas brucellosis
- kandang-kandang ternak penderita dan peralatannya harus dicuci dan dihapushamakan serta ternak pengganti jangan segera dimasukkan.
Pengobatan : Belum ada pengobatan yang efektif
terhadap brucellosis.
2. Vibriosis
Vibriosis pada
sapi disebabkan oleh kuman Campylobacter fetus veneralis yang mengakibatkan gangguan
proses reproduksi. Sapi yang terserang penyakit ini umumnya memperlihatkan
rata-rata kawin berulang sebanyak 5 kali kawin alam (antara 5-25 kali), siklus
birahi menjadi lama dan tidak teratur (25-55 hari), lendir pada saat birahi
terlihat keruh karena pernanahan. Abortus terjadi pada umur 2-3 bulan kebuntingan.
Penyakit ini menular hanya melalui semen, yaitu melalui perkawinan alam atau
inseminasi buatan (IB) dengan semen tercemar.
Penularan dari betina terinfeksi ke betina
sehat tidak pernah dilaporkan. Diagnosa penyakit berdasarkan gejala klinis
sulit dilakukan, tetapi adanya perpanjangan masa kawin dan jarak beranak patut
dicurigai adanya Vibriosis . Diagnosa penyakit dengan tepat dapat dicapai melalui
prosedur diagnostik, yaitu isolasi agen penyakit . Secara serologi penyakit
juga dapat didiagnosis melalui pendeteksian antigen dari cairan lendir saluran reproduksi
60 hari setelah perkawinan.
Pencegahan
penyakit dilakukan dengan menggunakan IB, atau pejantan yang bebas Vibriosis. Vaksinasi
dapat mencegah infeksi penyakit. Ternak jantan yang sakit dapat diobati dan
sembuh dengan menggunakan antibiotik seperti streptomisin dosis tinggi secara
subkutan disertai pemberian secara lokal pada sarung dan glands penis
(pejantan), atau 1 gram streptomisin secara intrauterin setelah inseminasi
untuk mencegah infeksi pada hewan betina .
3.
Leptospirosis
Leptospirosis
pada sapi disebabkan oleh beberapa serovar kuman Leptospira mengakibatkan gangguan proses reproduksi berupa abortus pada
akhir trimester dari kebuntingan, kemajiran, serta kelemahan pada anak yang
dilahirkan. Pada sapi yang terinfeksi akut, selain terjadi abortus, gejala yang
terlihat berupa turunnya nafsu makan, kehilangan berat badan, mastitis (dengan
air susu yang sangat kental dan berwarna kuning tua), demam, cairan urin
berdarah .
Gangguan
reproduksi dapat berlangsung sampai setahun dalam bentuk meningkatnya S/C,
tertahannya plasenta, serta anak yang dilahirkan lemah dan biasanya mati. Cara penularan
penyakit ini melalui pakan, air dan lingkungan yang tercemar oleh urin hewan
yang mengandung kuman Leptospira. Kuman masuk melalui hidung (aerosol) atau
mulut (rumput, air) terus ke saluran pencernaan dan akhirnya ke ginjal . Sapi
yang sembuh dari penyakit ini masih mengeluarkan kuman Leptospira sampai 2-3
bulan atau lebih dalam urinnya. Penularan juga dapat melalui semen pejantan
yang terinfeksi.
Diagnosa
penyakit dipaparkan pada peningkatan titer antibodi dalam serum (serum yang
dikoleksi pada dua waktu berbeda) yang diperiksa secara uji serologis. Isolasi
agen penyakit dari cairan urin atau darah merupakan diagnosa definitif. Pencegahan
penyakit melalui upaya perbaikan sanitasi/manajemen sangat sulit mengingat
banyak spesies hewan (liar atau domestik) juga dapat terserang oleh kuman
Leptospira. Hewan-hewan tersebut yang sering berkeliaran di lokasi peternakan
akan selalu menjadi ancaman. Oleh karena itu pencegahan yang paling tepat
adalah melalui vaksinasi secara rutin setiap tahunnya.
4.
Listeriosis
Kejadian
Listeriosis pada sapi domestikasi sangat jarang, namun bila terserang dapat
mengakibatkan kerusakan pada otak dan membran selaput otak, serta mengakibatkan
abortus. Abortus terjadi pada 4-7 bulan umur kebuntingan . Cara penyebaran
penyakit melalui pakan atau air yang terkontaminasi, terutama tercemar oleh
feses, cairan lendir vaginal atau saluran pernafasan dari ternak domba yang
terinfeksi .
Diagnosis
terbaik adalah dengan mengisolasi agen penyakitnya. Pencegahan dilakukan dengan
memperhatikan sanitasi pakan dan air/lingkungan . Pengobatan hewan sakit
dilakukan dengan pemberian antibiotik penisilin
dan tetrasiklin untuk mengurangi tingkat
kematian. Penyakit ini juga menular ke manusia akibat menangani abortusan, atau
minum susu segar dari hewan terinfeksi.
5.
Bovine Trichomoniasis
Penyakit ini disebabkan oleh protozoa Trichomonas
fetus mengakibatkan abortus pada umur kebuntingan muda, pyometra serta ternak
menjadi steril .Gejala penyakit ini mirip dengan infeksi Campylobacter fetus, namun
lebih menonjol pada pyometra disertai akumulasi nanah sehubungan dengan
degenerasi fetus dalam uterus . Pada kelompok ternak terjadi kejadian yang
tinggi adanya cairan lendir bercampur nanah dari saluran reproduksi.
Diagnosis
penyakit dilakukan, selain dengan memperhatikan gejala klinis, juga dengan
pemeriksaan mikroskopik terhadap protozoa dalam cairan lendir dari hewan betina
atau bilasan prepusium pejantan.
Pencegahan
dilakukan dengan: bila pada kelompok ternak ditemukan penyakit ini, maka pelaksanaan
perkawinan pada betina lainnya diistirahatkan . Pemeriksaan pyometra dilakukan,
ternak yang sakit kemudian diberi antibiotik. Pejantan yang terinfeksi sebaiknya
dipotong . Pejantan dapat juga diobati dengan sodium iodide, acroflavin, dan
bonoflavin salep. Istirahat seksual bagi betina diikuti sekurang-kurangnya disarankan
satu tahun. Penggunaan vaksin pada hewan yang belum terinfeksi dapat dilakukan,
tetapi tidak efektifpada hewan yang telah terinfeksi.
6.
Toxoplasmosis
Penyakit ini
disebabkan oleh Toxoplasma gondii. Pada sapi betina Toxoplasmosis mengakibatkan
abortus pada akhir umur kebuntingan . Jika pedet sempat lahir maka terjadi
kelemahan atau kelahiran muda, disertai tertahannya plasenta.
Diagnosis
penyakit dilakukan dengan mengisolasi agen penyakit atau pengujian serologis.
Pemeriksaan mikroskopik dari daerah nekrotik plasenta dapat memperlihatkan agen
penyakit ini.
Pencegahan
penyakit dilakukan dengan memutus siklus hidup dari Toxoplasma, yaitu mencegah tertelannya
oosit dari lingkungan yang tercemar (kotoran kucing terinfeksi) .
7.
Bovine viral diarrhea (BVD)
Pada sapi,
penyakit BVD disebabkan oleh virus bovine diarrhea . Penyakit ini menimbulkan 4
bentuk gejala klinis, yaitu:
1) bentuk subklinis, tidak terlihat gejala;
2) bentuk kronis, ada gejala tapi tidak
jelas seperti berkurangnya nafsu makan, kelesuan, diare ringan, pertumbuhan
yang lamban;
3) bentuk akut, memperlihatkan diare
profusa, demam, erosi pada saluran gastrointestinal ;
4) bentuk mukosa, paling berat, ditandai
dengan gejala akut disertai adanya perlukaan pada selaput lendir ruang mulut
dan saluran pencernaan. Pada bentuk ini hewan akan mati pada sekitar hari ke- 14
setelah infeksi .
Bentuk ini
sangat sering terjadi pada sapi umur mulai 8 sampai 18 bulan. Pada sapi
bunting, infeksi virus mengakibatkan kematian fetus dan abortus . Kebanyakan
abortus terjadi pada umur kebuntingan 3 sampai 4 bulan. Infeksi virus BVD pada
umur kebuntingan pertengahan trimester mengakibatkan cacat pada otak, mata dan
bulu. Cacat otak dan mata lebih sering terjadi daripada terjadinya kelainan
bulu.
Diagnosa
penyakit dilakukan dengan mengisolasi agen penyakit atau pemeriksaan antibodi
setelah terjadi abortus . Penularan penyakit terjadi karena kontak dengan cairan
lendir mukosa hewan terinfeksi atau lingkungan tercemar. Penularan dapat
terjadi melalui semen pejantan, baik melalui kontak seksual atau melalui IB.
Pencegahan penyakit dilakukan melalui mencegah
kontak dengan hewan sakit (memperlihatkan gejala klinis), lingkungan tercemar
(terkena lendir hewan sakit), menggunakan pejantan bebas BVD pada kawin alam,
atau penggunaan semen bebas BVD pada IB. Alternatif pencegahan penyakit adalah
melakukan vaksinasi hewan terhadap virus BVD. Infectious bovine rhinotracheitis
(IBR) Jika virus IBR menyerang sistem reproduksi sapi betina, maka akan
terlihat gejala klinis pustular vulvovaginitis profusa . Lendir bernanah dapat
terlihat keluar dari liang vulva. Sapi betina memperlihatkan kemajiran
temporer. Sapi betina yang terinfeksi virusn IBR, baik tipe pernafasan maupun
vulvovaginitis, dapat berakibat pada abortus fetus mulai 3 minggu sampai 3 bulan
setelah mengalami infeksi. Tanda lainnya yang umum adalah tertahannya plasenta.
Pada sapi jantan, gejala klinis yang tampak adalah perlukaan bernanah pada
glands penis.
Adanya rasa sakit pada alat kelamin ini dapat
menghambat aktivitas kontak seksual pejantan dengan sapi betina. Diagnosis
penyakit disamping dengan memperhatikan gejala klinis, juga dilakukan dengan mengisolasi
agen penyakitnya. Penularan penyakit dapat terjadi melalui semen terinfeksi,
kontak dengan cairan lendir mukosa hewan terinfeksi, atau dengan lingkungan
tercemar. Pencegahan penyakit pada sapi betina dilakukan dengan mencegah kontak
seksual dengan pejantan terinfeksi, tidak menggunakan semen terinfeksi pada program
IB, serta mencegah kontak dengan hewan sakit IBR (lendir mukosa atau lingkungan
tercemar virus IBR). Vaksinasi cukup efektif untuk mencegah terjadinya
penularan penyakit.
8.
Bluetongue
Pada sapi,
penyakit Bluetongue mengakibatkan gejala klinis pada mulut dan kaki, serta
dapat mengakibatkan abortus (meskipun tidak selalu), kelemahan pedet atau pedet
lahir belum cukup umur. Hilangnya koordinasi otot serta kebutaan juga dapat terjadi
akibat infeksi penyakit ini.
Diagnosis penyakit dilakukan dengan
mengisolasi agen penyakitnya, atau pemeriksaan antibodi dalam serum berpasangan
(sebelum dan setelah terjadi infksi penyakit). Penularan terjadi melalui
perantara nyamuk Culicoides yang menghisap darah hewan sakit atau karier.
Penularan penyakit melalui kontak seksual. Strategi Alternatif Pengendalian
Penyakit Reproduksi Menular untuk Meningkatkan Efisiensi Reproduksi Sapi Potong
dengan pejantan terinfeksi atau semen terinfeksi pada program IB adalah sangat
memungkinkan.
Cara pencegahan penyakit
adalah dengan melakukan vaksinasi, mencegah perkawinan alam dengan pejantan
terinfeksi, serta menghindari penggunaan semen terinfeksi pada program IB.
9.
Mikosis
Gangguan
reproduksi ternak sapi yang diakibatkan oleh infeksi kapang, utamanya adalah
Aspergillus fumigatus, A. absidia dan A. mucor. Hal ini terbukti dengan adanya
kapang tersebut pada fetus yang diaborsikan (membran fetus atau isi perut
fetus)
. Abortus akibat
infeksi kapang terjadi pada pertengahan atau akhir umur kebuntingan. Infeksi pada
ternak sapi terjadi karena temak menelan/menghirup spora dari pakan yang
berjamur.
Cara pencegahannya adalah dengan menghindarkan
sapi dari pakan berjamur. Cara penyimpanan pakan yang baik merupakan hal yang
sangat penting dalam pencegahan penyakit ini.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusBANDAR POKERONLINE >>>Poker Vita<<< menyediakan games terbaik dan terlaris
BalasHapus=>Texas Poker,
=>Capsa Susun,
=>Bandar Poker,
=>Domino QQ,
=>Adu Q,
=>Bandar Q.
Anda Dapat Bermain Setiap Hari dan Selalu Menang Bersama Poker Vita
Tersedia bebebagai jenis Permainan games online lain
BANDAR POKERONLINE PAKAI OVO+GOPAY+PULSA
Kami Terima semua BANK Nasional dan Daerah, OVO&GOPAY
Deposit dan Penarikan Dana. Untuk permasalahan apapun Anda selalu dapat menghubungi Tim Support kami, Kami online 24 jam/7 hari untuk menjawab pertanyaan Anda dan menangani masalah apapun
Whatsapp : 0812-222-2996
WWWW POKERVITA.FUN
- Bandar Sabung Ayam Terpercaya
BalasHapusMenerima Deposit via E-money dan Pulsa
(OVO, DANA, LINKAJA, GOPAY dan JENIUS)
Dapatkan Bonus 7x Win Beruntun Hingga 5jt
UNTUK LEBIH LANJUT SILAHKAN HUBUNGI KAMI DI :
WHATSAPP :+62 822-7710-4607
TELEGRAM :Zeusbola
LINE : zeusbola
INSTAGRAM :zeusbola.official
Race Ball adalah permainan yang di jalankan dengan menggunakan mesin yang secara otomatis akan membawakan permainan ini untuk anda.
BalasHapusAnda hanya perlu menebak hasil dari pertandingan 10 bola yang akan saling berpacu untuk dapat memenangkan permainan unik ini. Berikut beberapa tips untuk bermain Race Ball :
♦ Sebelum memulai permainan ataupun taruhan silahkan pilih jenis permainan apa yang ingin dimainkan. Ada 2 jenis permainan yang bisa dipilih yaitu : random ( acak ) dan order ( berurutan ).
♦ Setelah selesai memilih silahkan masukkan jumlah taruhan yang dipasang di tabel yang sudah disedikan. Sudah selesai menentukan jumlah taruhan maka silahkan masukkan jumlah besaran taruhan yang ingin dipasang di tabel yang sudah disedikan. Terdapat tombol silang di sebelah kanan atas untuk menghapus taruhan ataupun tebakan jika salah menginput.
♦ Setiap tebakan disebut sebagai ticket jadi 1 tebakan sama dengan 1 ticket.
♦ Pastikan dan cek kembali jumlah taruhan maupun angka yang akan dipasang. Jika sudah yakin akan nomor dan jumlah taruhan silahkan klik "SUBMIT" untuk mengirim taruhan & menunggu periode permainan hingga selesai.
KLIK DISINI UNTUK MENDAFTAR BOLAVITA
Promo Bonus menarik dari BOLAVITA :
> BONUS NEW MEMBER 10%
> BONUS REFERRAL 10%
> BONUS ROLLINGAN 0.5%
Untuk informasi lebih lanjut bisa hubungi kami via livechat ataupun :
✔ WA / TELEGRAM : +62812-2222-995
✔ INSTAGRAM : @bola.vita
✔ FACEBOOK : @bolavita.ofc
HOT BONUS !!!
BalasHapusDapatkan berbagai BONUS yang hanya di BOLAVITA !!
Bolavita menyediakan berbagai macam bonus yang cukup menarik untuk Judilovers yang sangat sayang untuk dilewatkan.
Berikut bonus-bonus yang diberikan :
♥ BONUS NEW MEMBER 10%
♥ BONUS EVERYDAY 5%
♥ BONUS ROLLINGAN 0.5%
♥ BONUS REFFERAL 10%
Semua bonus bisa Anda dapatkan dengan syarat dan ketentuan yang berlaku.
Dengan mendapatkan BONUS REFFERAL, tentunya Anda akan mendapatkan uang tambahan. Dengan cara daftar akun sekarang dan ajaklah teman bermain di BOLAVITA !!
Untuk informasi lebih lanjut bisa hubungi kami via livechat ataupun :
✔ WA / TELEGRAM : +6281297392623
#bolavita #bvgaming #bonusnewmember #Bonusdeposit #judionlineresmi #agentogelterpercaya #togelonline #judionlineresmi #bandarjuditerbaik #agenjuditerbaik #situsjuditerpercaya #situsjuditerbaik #situsjuditerbesar